ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DENGAN
THALASEMIA
1.
Pengertian
Thalasemia
Thalasemia
berasal dari kata Yunani, yaitu thalasa yang berarti laut dan Semia yang
berarti darah.Yang dimaksud laut tersebut adalah laut tengah, karena penyakit
ini mula-mula ditemukan di sekitar laut Tengah. Thalasemia merupakan kelainan
genentik yang ditandai oleh penurunan atau tidak adanya sintesis atau beberapa
rantai polipeptida globin (Wijaya & Putri, 2013).
2. Etiologi
Thalasemia
a. Thalasemia alfa disebabkan oleh delesi gen
(terhapus karena kecelakaan genetik) yang mengatur produksi tetramen globin,
sedangkan pada thalasemia beta disebabkan karena adanya mutasi pada gen
tersebut. Individu normal mempunyai dua gen alfa yaitu alfa thalasemia dua dan
alfa thalasemia satu terletak pada tiap bagian pendek kromosom 16 (aa/aa). Hilangnya
satu gen (silent carrier), tidak
memberikan gejala klinis sedangkan hilangnya dua gen hanya memberikan manifestasi ringan atau
tidak memberikan gejala klinis yang jelas. Hilangnya tiga gen (penyakit Hb H)
memberikan anemia moderat dan gambaran klinis
thalasemia alfa intermedia. Afinitas Hb H terhadap oksigen sangat
terganggu dan destruksi eritrosit lebih cepat. Delesi ke empat gen alfa (homozigot alfa thal1, Hb Barts hydrops
fetalis) adalah tidak kompatibel dengan kehidupan akhir intra-uterin atau neonatal,
tanpa transfuse darah (Padila, 2013).
b. Penyebab
dari Thalasemia adalah Hb yang tidak normal sebagai akibat dari gangguan dalam
pembentukan jumlah rantai globin atau struktur Hb. Normal hemoglobin adalah
terdiri dari Hb A dengan dua polipeptida rantai alpa dan dua rantai beta
(Nursalam, 2008).
c. Penyebab
dari Anemia Hemolitik ini adalah Herediter, Hb abnormal. Membran eritrosit
rusak, kekurangan G6PD (Glucose 6
Phospatdehidro Genase) enzim yang berperan dalam katalisator untuk
glukolisis SDM dan mencegah sel dari agen oksidatif, jika kadar berkurang maka
sel darah akan cepat rusak, reaksi outoimun (pada pemberian transfusi). Toksik
dan kerusakan fisik (Tartowo, 2008).
d. Gen
yang mengatur produksi rantai beta terletak disisi pendek kromosom sebelas.
Pada thalasemia beta, mutasi gen disertai berkurangnya produksi mRNA dan
kurangnya sintesis globin dengan struktur normal. Dibedakan dua golongan besar
thalsemia beta :
1.
Adanya produksi sedikit ratai beta (tipe
beta plus).
2.
Tidak ada produksi rantai beta (tipe beta
nol).
Defisit sintesis
globin beta hampir paralel dengan deficit globin beta mNRA yang berfungsi
sebagai template untuk sintesis protein (Padila, 2013).
3. Tanda Dan Gejala Thalasemia
Pada thalasemia mayor gejala klininis
sudah terlihat sejak anak berumur kurang dari 1 tahun. Gejala yang tampak ialah
anak lemah, pucat, perkembangan fisik tidak sesuai dengan umur, berat badan
kurang. Pada anak yang besar sering dijumpai gizi buruk, perut membucit, karena
adanya pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba, kemudian adanya pembesaran
limpa dan hati tersebut mempengaruhi gerak penderita karena kemampuannya
terbatas. Limpa ini akan mudah ruptur hanya karena trauma ringan saja.
Gejala
lain (khas) ialah bentuk muka yang mongoloid, hidung pesek tanpa pangkal
hidung, jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga leher. Ini
disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan tulang muka dan tengkorak, keadaan
kulit pucat kekuning-kuningan. Apabila pasien sering mendapatkan transfusi
darah kulit menjadi kecoklatan serupa dengan besi akibat penimbunan besi dalam
jaringan kulit. Penimbunan besi (hemosiderosis) dalam jaringan tubuh seperti pada
hepar, limpa, jantung akan mengakibatkan gangguan alat-alat tersebut atau
hemokromatosis (Ngastiyah, 2005).
4. Penegak diagnosa Thalasemia
Menurut suardi
(2010), pemeriksaan penunjang terdapat perubahan-perubahan pada sel darah merah
yang mikrositosis, hipokromia, anisositosis, poikilositosis, sel target,
eritrosit yang immatur, penurun hemoglobin dan hematokrit. Pada pemeriksaan
laboratorium terdapat hematokrit, eritrosit, leukosit, trombosit balita dengan
thalasemia ialah :
a.
Hematokrit : kurang dari normal Perempuan : 37-47 %
Laki-laki : 40-54 %
b.
Eritrosit : kurang dari normal Perempuan : 4,0-5,5 juta/mm3
Laki-laki : 4,5- 6,0 juta/mm3
c.
Leukosit : kurang dari normal
4.000-10.000/mm3
d.
Trombosit : kurang dari normal
150.000-400.000sel/mm3
5. Penatalaksanaan Klinis Thalasemia
1)
Penatalaksanaan Thalasemia :
a.
Transfusi darah
Menurut
(Nursalam, 2008) Diberikan bila kadar Hb rendah sekali (kurang dari 6 g/dl)
atau anak terlihat lemah dan tidak ada nafsu makan. Menurut (Bambang Permono,
2010) pemberian transfusi sel darah merah yang teratur, mengurangi komplikasi
anemia eritropoiesis yang tidak efektif, membantu pertumbuhan dan perkembangan
selama masa anak-anak dan memperpanjang ketahanan hidup pada thalasemia mayor.
Program transfusi didasarkan pada kadar hemoglobin<6 g/dl dalam interval 1
bulan selama 3 bulan berturut-turut.
6. Perencanaan Thalasemia
Menurut
(Nursalam,2008) perencanaan thalasemia dapat dilakukan dengan :
1. Memulihkan perfungsi jaringan secara
mencukupi, yaitu dengan melakukan transfusi sesuai dengan program dokter. Hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a.
Menjelaskan prosedur untuk mengurangi
kecemasan.
b.
Cari lokasi vena yang mudah.
c.
Monitor tanda vital sebelum dan sesudah
melakukan transfusi.
d.
Berikan cairan infus 0,9% NaCl sebelum
dan sesudah transfusi.
2. Beri dukungan psikososial pada anak dan
keluarga untuk mengurangi kecemasan dan ketidaktahuan :
a.
Membesarkan hati anak dan keluarga agar
tidak merasa cemas.
b. Menyiapkan anak dan keluarganya untuk
prosedur yang dilaksanakan dengan menjelaskan tujuan prosedur.
c. Jika transplantasi sumsum tulang
disarankan oleh dokter, beri dukungan anak menentukan keputusan.
d. Jika anak diperbolehkan untuk rawat
jalan , siapkan prosedur untuk perawatan dirumah (Misalnya, melaksanakan diet
yang tidak terlalu banyak mengandung Fe).
e. Berikan pendidikan mengenai thalasemia
mengenai pengertian, etiologi, gejala dan tanda pengobatan, serta tindak lanjut
rutin.
f.
Berikan konseling genetik pada orang tua
bila mereka ingin memiliki anak lagi dan pra nikah.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya,
Putri.(2013).Keperawatan Medikal Bedah 2,
Nuha Medika, Yogyakarta.
Padila.(2013).Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Nursalam.(2008).Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta :
Salemba Medika.
Tartowo,
Wartonah.(2008).Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Hematologi, Trans Info Media, Jakarta.